Risiko Tambang Kripto yang Salah

Ilusi Keamanan

Saya dulu memodelkan risiko protokol DeFi di CoinMetrics—mengamati bagaimana penambang mengoptimalkan throughput sambil mengabaikan manipulasi tingkat rantai. Sekarang, Hong Kong ingin memberi lisensi platform kripto OTC seperti bank. Tapi ironinya: kolam “paling aman” justru paling rentan, karena pengawasan terpusat menciptakan titik kegagalan yang tak terlihat sampai terlambat.

Ancaman Nyata Bukan Operator Tanpa Lisensi

Regulasi menargetkan bursa kecil dan pedagang eceran, tapi mengabaikan pemain dominan—yang punya infrastruktur terdesentralisasi, routing anonim, dan likuiditas otomatis. Denda hingga $5M dan hukuman 7 tahun? Ini tidak memperbaiki risiko sistemik; itu hanya mendorong kepatuhan ke ilusi keamanan. Kita menghukum visibilitas, bukan kerentanan.

Data Tak Pernah Berbohong—Regulator Melakukan

Analisis perilaku on-chain mengungkap pola: kolam dengan hashrate tinggi dan densitas node rendah secara statistik lebih aman—but hanya diatur saat mereka berskala? Tidak. Ancaman sejati adalah regulatory capture: ketika agensi memaksa kepatuhan pada sistem lama yang dirancang untuk profit—bukan transparansi.

Mengapa Periode Transisi Kurang Penting Daripada Prinsip Desain

Mereka bilang tidak ada periode transisi. Denda saja. Tapi jika Anda tidak biarkan operator beradaptasi, Anda tak akan mendeteksi perilaku aneh sampai node runtuh di bawah beban. Kita butuh inovasi tanpa izin—bukan pengawasan birokratis yang menyamar sebagai perlindungan konsumen.

Kesimpulan Saya: Percayai Kode, Bukan Regulator

Saya dibesarkan di Indiana dengan ayah saya berkata: “Percayai sistem yang bisa diaudit sendiri.” Itu sebabnya saya membangun model yang berjalan on-chain—bukan buku catatan yang ditegakkan regulator yang belum pernah menulis blockchain sebelumnya. Biarkan kode menjadi hukum.